Senin, 12 April 2010

Artikel Cakrawala TNI AL

Kerjasama Internasional merupakan bagian integral dan kebijakan luar negeri Indonesia sebagai salah satu jembatan untuk mem-bangun rasa saling percaya dengan bangsa-bangsa lain. Keterlibatan Indonesia secara aktif dalam men-jamin stabilitas dan perdamaian dunia telah ditun-jukkan melalui pengiriman pasukan perdamaian ke sejumlah negara di dunia yang dilanda konflik. Keter-libatan Indonesia untuk menciptakan perdamaian dunia telah dimulai sejak tahun 1957 dengan mengi-rimkan Kontingen Garuda I ke Mesir, dengan me-laksanakan tugas pengawasan polisionil, gencatan senjata, perlindungan keamanan keselamatan serta bantuan kemanusiaan.

Selama 49 tahun turut melaksanakan tugas-tugas Internasional, telah mengirimkan lebih dan 95 Kontingen Garuda dan Pengamat Militer ke beberapa negara yang tersebar di tiga benua yakni Asia, Eropa dan Afrika. Dalam rangka turut memelihara regional, kerjasama akan di prioritaskan pada kerjasama bilateral dengan negara-negara di Asia Tenggara dan dengan negara-negara subkawasan Pasifik Barat Daya. ASEAN (South East Asia Nations) serta forum kerjasama keamanan ARF (ASEAN Regional Forum) dan Forum Dialog Pasifik Barat Daya merupakan wadah kerjasama antar negara anggota kawasan yang penting untuk dikembangkan di masa mendatang. Melalui forum-forum tersebut permasalahan-permasalahan kawasan akan dapat diselesaikan dengan mengede-pankan semangat kebersamaan, perimbangan kepentingan yang dibangun berdasarkan prinsip persamaan hak, saling menghormati dan tidak saling intervensi. Kerjasama bilateral diarahkan untuk membangun rasa saling percaya dan memecahkan masalah-masalah keamanan yang dihadapi bersama. Masalah keamanan yang mendesak untuk ditangani bersama adalah mengatasi kejahatan lintas Negara (transnational crime) dan isu-isu keamanan perbatasan lainnya. Wilayah perbatasan yang jauh dan pengawasan sering dimanfaatkan pihak-pihak tertentu sebagai gerbang kegiatan illegal, misalnya perompakan/pembajakan, penyelundupan, pe-nangkapan lkan secara illegal, perambahan hutan illegal, penggeseran patok-patok perbatasan dan pelintasan batas illegal. Ancaman-ancaman tersebut diatas juga sering terjadi sekitar alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) yang menyebabkan terganggunya pelayaran di sekitar wilayah tersebut. Akibatnya tidak saja dirasakan oleh Indonesia, tetapi juga oleh negara-negara lain yang memanfaatkan ketiga ALKI yang ada di Negara kita, Kerjasama Singapura, Ker-jasama pertahanan antara Indonesia-Singapura telah berlangsung lama melalui pembentukan komite kerjasama kedua negara. Kerjasama pertahanan dengan Singapura terus berkembang baik kerjasama ekonomi maupun militer. Selain dalam bentuk ekonomi dan militer, sejak tahun 2000 kerjasama dengan Singapura juga dilaksanakan melalui perjanjian tentang Military Training Area (MTA) sebagai daerah latihan yang dapat digunakan ke dua negara, MTA I di wilayah perairan Tanjung Pinang dan MTA II di Laut Cina Selatan. Tetapi oleh Singapura melibatkan pihak ketiga, seperti Amerika Serikat (AS) dan Australia. Akibatnya sejak tahun 2003 tidak lagi memberikan fasilitas MTA kepada Singapura hingga sekarang. Indonesia mengusulkan Persetujuan Kerjasama Pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA) termasuk MTA dan disesuaikan dengan tatanan demokrasi di Indonesia. Dalam menghadapi isu-isu kejahatan lintas negara seperti terorisme, perompakan dan pembajakan, kerjasama dengan Singapura adalah penting. Oleh karena itu perlu ditingkatkan pada tahun-tahun yang akan datang. Malaysia, Kerjasama di bidang Pertahanan dengan Malaysia telah diawali melalui security Arrangement pada tahun 1972, yang kemudian membentuk Ko-mite Perbatasan. Komite Perbatasan tersebut ber-manfaat untuk penanganan isu-isu keamanan di wilayah perbatasan. Isu-isu keamanan tersebut antara lain, perompakan/pembajakan dan penyelun-dupan, perambahan hutan illegal, penggeseran patok-patok perbatasan, dan masalah pelintas batas. Unsur-unsur TNI telah ditempatkan di perbatasan, bekerjasama dengan pihak Malaysia dalam rangka mencegah dan mengatasi isu-isu keamanan perbatasan. Luasnya wilayah yang harus diamankan, serta kondisi alam yang sangat berat, cukup menyulitkan aparat keamanan. Saat ini unsur-unsur TNI yang ditempatkan di perbatasan masih dalam hubungan satuan tugas yang kecil. Ke depan, ke-kuatan dan kemampuan TNI tersebut akan diting-katkan secara bertahap sesuai keperluan dan kondisi. Kerjasama terpadu dengan unsur-unsur dari lemba-ga pemerintah terkait dalam melaksanakan penga-manan wilayah perbatasan sangat penting dan akan di tingkatkan. Selama ini kerjasama di wilayah per-batasan berlangsung dalam mekanisme yang dipayungi forum GBC (General Border Committee) dan JIMBC (Joint Indonesia Malaysia Boundery Committee). Diharapkan forum ini akan menjadi wadah yang efektif TNI dalam menyelesaikan masalah-masalah perbatasan, utamanya sengketa perba-tasan yang terjadi di Blok Ambalat yang sempat terjadi ketegangan antar Angkatan Laut kedua negara.

Kerjasama ekonomi dan militer, sangat ber-manfaat dalam rangka meningkatkan hubungan ke dua negara. Selanjutnya kerjasama juga akan ditingkatkan dalam rangka mengatasi gangguan keamanan yang mendesak seperti terorisme, perompakan/pembajakan di laut, penyelundupan dan kejahatan lintas negara lainnya.
Filipina,
Kerjasama RI-Filipina dalam isu perbatasan telah terjalin melalui forum JBC, dengan agenda yang dilaksanakan secara rutin. Disamping JBC (Joint Border Committee) terdapat forum JCBC (Joint Coffirnision for Bilateral Cooperation) yang mem-bicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan isu-isu keamanan bersama. Antara lain, pe-lintasan batas tradisional, penyelundupan, perom-pakan dan pembajakan di perbatasan maritim dan kejahatan lintas negara lainnya menghadapi isu terorisme dan kejahatan lintas negara lainnya, ker-jasama dengan Filipina penting untuk dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk yang lebih kongkrit.
Thailand
Anggota ASEAN lainnya, Tidak kalah penting-nya adalah kerjasama internasional dengan negara-negara anggota ASEAN yang lain. Kerjasama yang ditempuh selama ini berada dalam mekanisme bilateral, dan ke depan penting untuk terus dilanjutkan dalam rangka mewujudkan stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara.
Papua Nugini (PNG), PNG merupakan negara tetangga disebelah Timur dengan perbatasan darat yang panjang dengan Indonesia. Hubungan bilateral dengan PNG telah berlangsung cukup baik. Sejak awal kedua negara telah menyepakati batas-batas wilayah darat dan perairan. Isu keamanan yang di-hadapi banyak bersumber dari gangguan keamanan yang dilakukan kelompok separatis OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang memanfaatkan wilayah PNG Seringkali anggota OPM masuk ke wilayah PNG untuk menghindari pengejaran yang dilakukan oleh aparat keamanan Indonesia. Selain itu, kegiatan pelintas batas secara tradisional juga sering dilakukan oleh penduduk yang bermukim di sekitar garis per-batasan.
Dalam menangani isu-isu keamanan tersebut memerlukan kerjasama kedua negara. Wadah kerjasama Indonesia-PNG, yakni JBC (Joint Border Committee) dinilai masih cukup efektif. Berbagai agenda bersama dilaksanakan secara rutin untuk mencegah dan menangani masalah-masalah yang timbul. Ke depan, wadah kerjasama JBC masih tetap diperlukan. Timor Leste, Adanya enclave Oekusi di tengah wilayah Indonesia merupakan kenyataan yang cukup spesifik didalam menangani masalah perbatasan dengan Timor Leste. Lalu lintas manusia dan barang dari Oekusi melalui wilayah Indonesia perlu diatur sedemikian rupa sehingga dapat mem-perkecil potensi gangguan keamanan, terlebih karena masih adanya sentimen-sentimen masa lalu terutana oleh penduduk ex Timor-Timur.
Di wilayah perbatasan darat lainnya juga masih berpotensi timbulnya gangguan keamanan, seperti perdagangan illegal dan penyelundupan, serta gangguan kriminal, termasuk pelintas batas tradisional. Isu-isu milisi yang masih sering diangkat oleh pihak-pihak tertentu, berpotensi mengganggu hubungan kedua negara. Masih terdapatnya sejumlah pengungsi Timor Leste di wilayah Timor Barat juga akan banyak berpengaruh terhadap penyelesaian masalah-masalah keamanan di per-batasan. Penempatan TNI di wilayah perbatasan diharapkan dapat membantu menegakkan keaman-an dan masih perlu dipertahankan keberadaanya.
Perundingan-perundingan bilateral dengan Timor Leste sedang dilaksanakan untuk penentuan batas wilayah kedua negara, serta penyelesaian beberapa masalah yang sedang terjadi dikedua belah pihak.
Australia,
Kerjasama dengan Australia, Indonesia tetap berpijak pada prinsip-prinsip CBM yang mengedepan-kan semangat kebersamaan dan perimbangan kepentingan dan dibangun berdasarkan persamaan hak, saling menghormati, dan tidak mencampuri urusan intern masing-masing. Kerjasama dengan Australia kedepan akan lebih ditingkatkan untuk mengatasi isu-isu kejahatan lintas negara seperti terorisme dan imigran gelap, termasuk dalam penanganan masalah nelayan tradisional. Harapan dengan terjalinnya kerjasama bilateral yang saling menghormati dan tidak saling intervensi, dan dapat memecahkan masalah-masalah keamanan yang dihadapi bersama, sehingga akan mampu mengatasi gangguan keamanan di lintas perbatasan baik batas daratan atau pun batas maritim.
Kerjasama itu harus dibentuk dalam suatu per-janjian agar tidak terjadi pelanggaran persetujuan yang akan mengganggu kedaulatan negara masing-masing yang akhirnya menimbulkan ketegangan ke-dua belah pihak, sehingga menciptakan kurang har-monisnya hubungan bilateral ke dua negara. © (Eko Prasetio)
Australia merupakan tetangga yang berbatasan dengan Indonesia di luar kawasan Asia Tenggara. Hubungan kerjasama Indonesia-Australia telah terjalin lama, namun seringkali mengalami pasang surut sebagai dampak dari pasang surut hubungan politik kedua negara. Kerjasama kedua negara pernah berada pada titik terendah pada tahun 1999 sehubungan dengan posisi Australia dalam penyelesaian masalah Timor Leste. , hubungan dan kerjasama dengan Thailand berlangsung sejak lama dan cukup baik. Dengan Thailand terdapat kesamaan pandangan terutama dalam menyikapi isu-isu keamanan non tradisional di kawasan Asia Tenggara. Sejauh ini Thailand banyak membantu Indonesia untuk mengatasi pelaku tindak kejahatan lintas negara yang berusaha menyelun-dupkan senjata yang akan digunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Khusus dalam menangani isu terorisme International, dan kejahatan lintas negara lainnya, kerjasama dengan Thailand di masa-masa mendatang penting untuk dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk yang lebih operasional. Hubungan dengan Filipina telah berlangsung lama dan terjalin cukup baik. Hubungan Indonesia-Filipina makin erat dengan keterlibatan Indonesia dalam beberapa kali pengiriman personel militer yang bertugas sebagai pengawas internasional dalam masalah Moro. Hingga saat ini belum ada kesepakatan tentang batas maritim ke dua negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar